Thursday, October 13, 2011

Meredefinisi Kesuksesan

Semua diantara kita pasti akan sependapat jika saya mengatakan bahwa kita semua mempunyai keinginan yang sama dalam hidup kita ini yaitu ingin mencapai keberhasilan / sukses yang setinggi-tingginya dan selalu beruntung, berlimpah rejeki.
Setiap orang memiliki paradigma yang berbeda tentang arti sebuah kesuksesan karena pada dasarnya kesuksesan dapat menjadi milik kita semua hanya saja kita sering tidak tahu bagaimana cara meraihnya.
Kesuksesan adalah derajat keberhasilan seseorang dalam pemenuhan subjective terhadap kebutuhan hidupnya (material maupun spiritual baik secara quantitative maupun qualitative). Mengejar kesuksesan hidup (secara keseluruhan) memang merupakan idaman bagi setiap orang. Yang menjadi permasalahan, adalah bahwa kesuksesan itu kerap kali terasa sebagai sesuatu hal yang tidak mudah atau bahkan
sangat sukar sekali untuk dicapai bagi kebanyakan orang. Dan pada skala yang lebih extreme bahkan dapat terasa sebagai hal yang tidak mungkin dapat dicapai oleh sekelompok orang tertentu.
 Sukses diukur dari sisi Dunia maupun Akhirat :
Apalagi dalam Islam, kesuksesan tidak diukur dari sisi dunia semata melainkan harus berorientasi pula pada akhirat. Itulah kesuksesan hakiki, saat berjumpa Allah kelak. Dalam Al-Qur'an Allah SWT menjamin rejeki bagi setiap mahluk ciptaan-NYA, dan melebihkan kepada sebagian diantara mereka sebagai cobaan, atau atas ke-taqwaannya kepada Allah.
"Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, tentu diadakan-Nya jalan keluar baginya, dan memberinya rezeki dari "pintu" yang tak diduga-duga olehnya. Barang siapa yang bertawakal kepada Allah, maka Tuhan Allah akan mencukupkan kebutuhannya. Bahkan sesungguhnya Allah pelaksana semua peraturan-Nya. Dan Allah juga telah menjadikan segala-galanya serba beraturan". (Ath Tholaq ayat 2-3)
Kesuksesan Hakiki :
Kesuksesan Hakiki dapat diperoleh jika kita adalah pemilik pribadi sukses, yaitu pribadi yang selalu tenang, terencana, terampil, tertib, tekun, tegar dan
tawadhu (rendah hati). Selain itu, kita juga harus mempunyai kredibilitas yang tinggi.
Dipercaya karena kejujuran kita, kecakapan kita, dan kemampuan kita untuk selalu mengembangkan diri.

Keyakinan Yang Kuat
Keyakinan yang kuat akan melengkapi diri kita menjadi pribadi yang sukses sekaligus kaya-raya, menjadikan diri kita sebagai orang yang rendah hati, hamba Allah yang dipastikan akan membawa manfaat sebesar-besarnya bagi umat dan peradaban.
Kita mengetahui bahwa berdasarkan ayat dibawah ini, tidak ada seorangpun yang bisa menghalangi-NYA memberi bahaya ataupun kebaikan / kesuksesan / rejeki :
Firman Allah : " Jikalau Allah menimpakan bahaya (adzab) kepadamu maka tidak ada yang dapat menghalanginya selain DIA, dan jikalau Allah menghendaki kebaikan (rejeki) untukmu maka tidak ada yang dapat menghalangi-NYA, kebaikan itu diberikan oleh-NYA kepada orang yang dikehendaki dari hamba-hamba-NYA. Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ". ( QS. Yunus : 107 )
Terkecuali Orang itu sendiri Menghalanginya.
Memang, tidak ada yang bisa, terkecuali orang itu sendiri menghalanginya sebagaimana contoh berikut :
Seseorang datang ke rumah kita untuk mengantarkan rejeki, saat mau mengetuk pintu, tiba-tiba, ia terdiam membeku karena mendengar dari dalam rumah teriakan-teriakan histeris dan kemarahan serta suara berbagai barang yang berjatuhan. Tentu saja ia tidak jadi masuk untuk mengantarkan rejeki. Jadi Emosi / Kemarahan berpotensi menghalangi datangnya rejeki.
Seseorang mengetahui si-A mau menjual barang dan si-B mencari barang tersebut. Akan tetapi karena berfikir negatip dan rasa malas, yang seharusnya tinggal mempertemukan keduanya dan mendapat komisi penjualan, kehilangan peluang bagus tersebut. Jadi Rasa Malas dan Berfikir Negatip berpotensi menghalangi datangnya rejeki.

0 comments:

Post a Comment