Tuesday, March 15, 2011

Nasehat Lukman Al Hakim Pada Anaknya


LUKMANUL HAKIM adalah sebuah nama yang secara khusus disebut oleh Allah dalam beberapa ayat Al-Qur'an.Penyebutan secara khusus tersebut tentu memiliki makna yang khusus pula dalam konteks Lukmanul Hakim ini, disamping Allah ingin menjadikan Lukmanul Hakim sebagai sumber hikmah, juga Allah ingin menandaskan bahwa betapa pentingnya para orang tua memberi nasihat.

Dan wasiat kepada anaknya tentang jalan yang benar, yakni jalan yang jauh dari kemusyrikan dan kemungkaran, kita bisa menyaksikan di zaman ini betapa banyaknya generasi muda yang terperosok ke dalam jurang kemaksiatan gara-gara orang tuanya tidak/kurang memberikan nasihat kepada putera-puterinya dalam menghadapi era modern yang berselimut dosa ini.

Salah satu  manusia yang bukan nabi, bukan pula Rasul tapi kisah hidupnya diabadikan dalam Qur'an adalah Lukman Al Hakim. Kenapa, tak lain, karena hidupnya penuh hikmah. Suatu hari ia pernah menasehati anaknya tentang hidup.
"Anakku, jika makanan telah memenuhi perutmu, maka akan matilah pikiran dan kebijaksanaanmu. Semua anggota badanmu akan malas untuk melakukan badah, dan hilang pulalah ketulusan dan kebersihan hati. Padahal hanya dengan hati bersih manusia bisa menikmati lezatnya berdzikir." 

"Anakku, kalau sejak kecil engkau rajin belajar dan menuntut ilmu. Dewasa kelak engkau akan memetik buahnya dan menikmatinya."

"Anakku, ikutlah engkau pada orang-orang yang sedang menggotong jenazah, jangan kau ikut orang-orang yang hendak pergi ke pesta pernikahan. Karena jenazah akan mengingatkan engkau pada kehidupan yang akan datang. Sedangkan pesta pernikahan akan membangkitkan nafsu duniamu."

"Anakku, aku sudah pernah memikul batu-batu besar, aku juga sudah mengangkat besi-besi berat. Tapi tidak pernah kurasakan sesuatu yang lebih berat daripada tangan yang buruk perangainya."

"Anakku, aku sudah merasakan semua benda yang pahit. Tapi tidak pernah kurasakan yang lebih pahit dari kemiskinan dan kehinaan."

"Anakku, aku sudah mengalami penderitaan dan bermacam kesusahan. Tetapi aku belum pernah merasakan penderitaan yang lebih susah daripada menanggung hutang."

"Anakku, sepanjang hidupku aku berpegang pada delapan wasiat para nabi. Kalimat itu adalah :

1. Jika kau beribadah pada Allah, jagalah pikiranmu baik-baik.
2. Jika kau berada di rumah orang lain, maka jagalah pandanganmu.
3. Jika kau berada di tengah-tengah majelis, jagalah lidahmu.
4. Jika kau hadir dalam jamuan makan, jagalah perangaimu.
5. Ingatlah Allah selalu.
6. Ingatlah maut yang akan menjemputmu
7. Lupakan budi baik yang kau kerjakan pada orang lain.
8. Lupakan semua kesalahan orang lain terhadapmu.



Bila Hari itu Tiba


Wahai anakku, selalulah berharap kepada ALLAH tentang sesuatu yang menyebabkan untuk tidak menderhakai ALLAH. Takutlah kepada ALLAH dengan sebenar benar takut ( takwa ), tentulah engkau akan terlepas dari sifat berputus asa dari rahmat ALLAH.

Wahai anakku, seorang pendusta akan lekas hilang air mukanya karena tidak dipercayai orang dan seorang yang telah rusak akhlaknya akan sentiasa banyak melamunkan hal hal yang tidak benar. Ketahuilah, memindahkan batu besar dari tempatnya semula itu lebih mudah daripada memberi pengertian kepada orang yang tidak mau mengerti.

Wahai anakku, engkau telah merasakan betapa beratnya mengangkat batu besar dan besi yang amat berat, tetapi akan lebih berat lagi daripada semua itu, adalah bilamana engkau mempunyai tetangga yang jahat.
Wahai anakku, janganlah engkau mengirimkan orang yg bodoh sebagai utusan. Maka bila tidak ada orang yang cerdik, sebaiknya dirimulah saja yang layak menjadi utusan.

Wahai anakku, jauhilah bersifat dusta, sebab dusta itu mudah dilakukan, bagaikan memakan daging burung, padahal sedikit saja berdusta itu telah memberikan akibat yang berbahaya.

Wahai anakku, bila engkau mempunyai dua pilihan, takziah orang mati atau hadir majlis perkarwinan, pilihlah untuk menziarahi orang mati, sebab ianya akan mengingatkanmu kepada kampung akhirat sedang kan menghadiri pesta perkarwinan hanya mengingatkan dirimu kepada kesenangan duniawi saja.


 Generasi Muda 

1. Wahai anakku, juallah duniamu demi kehidupan
akhiratmu, niscaya engkau akan memperoleh kedua-duanya
dengan beruntung.

2. Wahai anakku, janganlah mencampuri urusan dunia
terlalu dalam sehingga membuat rusak urusan akhiratmu,
tetapi janganlah meninggalkan sama sekali, sehingga
kamu menjadi beban orang lain.

3. Wahai anakku, apabila terdapat pada diri seseorang
lima hal ;agama, harta, sifat malu, baik budi, dan
dermawan, maka ia seorang yang bersih lagi takwa,
menjadi kekasih Allah dan lepas dari ganguan setan.

4. Wahai anakku, aku menasehati engkau dengan
sifat-sifat, yang apabila engkau berpegang teguh
dengannya niscaya engkau selalu menjadi orang
terhormat,yaitu :

- bentangkankah sifat bijakmu kepada orang yg dekat
maupun jauh darimu.

- janganlah engkau perlihatkan kebodohanmu terhadap
orang yg jujur maupun yang culas dan khianat.

- Bersilaturakhmi kepada kaum kerabatmu,

  - Peliharalah teman-temanmu jangan sampai menerima
orang yang berusaha berbuat jahat,yang menginginkan
kerusakanmu dan bermaksud menipumu.

- Dan jadikanlah teman-temanmu tergolong orang-orang
yg apabila engkau berpisah dengan mereka dan mereka
berpisah denganmu , engkau tidak mengemukakan cacat
mereka dan sebaliknya mereka tidak mengungkapkan
cacatmu.

5. Apabila engkau bermaksud menjadikan seseorang
menjadi saudara, maka buatlah ia marah.
Apabila ia berlaku adil kepadamu ketika ia marah ,
maka jadikanlah ia sebagai saudara , kalau tidak maka
jauhilah ia.

   

0 comments:

Post a Comment