Wednesday, March 2, 2011

Solusi Untuk Yang Sudah Capek Bahkan Putus asa Dalam Menjalani Hidup

Inilah jawaban buat pencari kebahagiaan sejati, pertama carilah mursyid yang wali
 

Berawal dari perenungan, pastinya kita sering merasa jenuh, capek bahkan putusasa menjalani hidup, kayak-kayaknya dunia ini cuma bikin capek. Bayangin abis kepingin yang itu kita kejar dan kerja keras biar dapat, dan setelah akhirnya berhasil mendapatkan apa yang kita mau kita senang, nggak lama bosan sesudah itu cari-cari lagi yang lain atau malah nggak usah dicari ada saja yang harus diurusin , begitu terus terus dan teruuusss… kayaknya antara sadar dan nggak sadar kita ini sudah diperdaya sama urusan dunia yang buntut-buntutnya Cuma bikin capek dan stress. Sempat kepikiran juga, apa Cuma ini maksudnya hidup?! 
Kok kayaknya nggak worthy banget bercapek-capek ria hanya buat kesenangan sesaat.Sering juga rasa kesepian datang bikin sesak dada, sekalipun di sekeliling kita ada keluarga dan segelintir teman kita masih saja merasa sendiri kesepian,kalau sudah begitu cuma bisa nangis pikiran pun ngelantur kemana-mana sampai-sampai kepikiran ke Tuhan Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Dia yang tidak beranak dan tidak diperanakkan..Dia yang "sendirian" sebelum alam semesta dan seluruh makhluk Dia ciptakan. 
 BAYANGKAN!!!! SENDIRIAN!? kita saja yang masih punya orang-orang di sekeliling kita masih kepingin ada seseorang yang mau perhatian dan cinta sama kita .Apa iya Dia juga menciptakan makhluk supaya Dia dikenal dan dicintai??! apa itu maksud dari terciptanya kita dan seluruh ciptaan Nya?! mengenal Nya dan mencintai Nya, terus…bagaimana kita mengenal Nya melihat Nya saja belum pernah terus terang sejauh ini kita hanya sekedar tahu Allah Tuhan yang satu dan tiada Tuhan selain Dia ini perintah Nya dan ini larangan Nya. Kalau memang itu maksud Nya, terus bagaimana supaya bisa mengenal Dia...BAGAIMANA???

Rasulullah SAW bersabda, “Jadikanlah dirimu beserta dengan Allah, jika kamu belum bisa menjadikan dirimu beserta dengan Allah maka jadikanlah dirimu beserta dengan orang yang telah beserta dengan Allah, maka sesungguhnya orang itulah yang menghubungkan engkau (rohanimu) kepada Allah” (H.R. Abu Daud). Dan berikut beberapa pandangan para ulama tasawuf bahwa pentingnya berguru di kepada mursyid yang wali :

a. Syaikh Muhammad al Hasyimi
Syaikh Muhammad al Hasyimi berkata, “Wahai saudaraku, berjalanlah engkau di bawah bimbingan seorang Syaikh yang bermakrifat kepada Allah, tulus, selalu memberimu nasihat serta memiliki ilmu yang benar, niat yang luhur dan kondisi spiritual yang diridlai. Sebelumnya Syaikh itu telah menempuh thareqat di bawah bimbingan para mursyid, mengambil akhlaknya dari akhlak mereka dan mengetahui seluk beluk jalan menuju Allah. Jika demikian, maka dia akan dapat menyelamatkanmu dari jalan-jalan yang membinasakan, mengarahkanmu untuk bergabung dengan Allah dan mengajarimu untuk menjauh dari selain Allah. Dia akan berjalan bersamamu, hingga engkau sampai kepada Allah. Dia akan membebaskanmu dari penyakit-penyakit jiwamu dan memperkenalkanmu dengan kebaikan Allah kepadamu. Apabila engkau telah mengenal-Nya, maka engkau akan mencintainya. Apabila engkau telah mencintainya, maka engkau akan bermujahadah di jalan-Nya. Apabila engkau telah bermujahadah di jalan-Nya, maka dia akan menunjukkanmu kepada jalan-Nya dan memilihmu untuk berada di dekat-Nya.”

Allah berfirman, “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” (QS. al Ankabut : 69).
Oleh karena itu, hukum bergaul dengan Syaikh (mursyid) dan mengikutinya adalah wajib. Dasarnya adalah firman Allah, “Dan ikutilah jalan orang yang telah kembali kepada-Ku.” (QS. Lukman : 15) Dan firman-Nya, “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kalian bersama orang-orang yang benar.” (QS. at Taubah : 119)

Selain itu, di antara syarat seorang mursyid adalah bahwa dia telah mendapat izin untuk mendidik manusia dari seorang mursyid kamil yang memiliki mata hati yang cemerlang. Jangan sampai engkau mengatakan, “Di mana aku dapat menemui mursyid yang memiliki ciri-ciri seperti itu?” seperti yang dikatakan oleh Abu Athaillah as Sakandari dalam Latha’if al Minan, “Engkau tidak akan kekurangan mursyid yang dapat menunjukkanmu ke jalan Allah. Tapi yang sulit bagimu adalah mewujudkan kesungguhan dalam mencari mereka.”

b. Ahmad Zaruq
Dalam Qawa’id at Tashawwuf, Syaikh Ahmad Zaruq berkata, “Mengambil ilmu dan amalan dari para Syaikh adalah lebih baik dibanding mengambilnya dari selain mereka.” Sebenarnya al Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. (QS. al Ankabut : 49). Dan ikutilah jalan orang yang telah kembali kepada-Ku. (QS. Lukman : 15)
Dengan demikian, mengangkat seorang Syaikh adalah suatu keharusan. Para sahabat sendiri mengambil ilmu dan amalan mereka dari Rasulullah. Rasulullah mengambil ilmu dan amalannya dari Jibril. Dan para tabi’in mengambil ilmu dan amalan dari para sahabat.

c. Abdul Wahab Asy Sya’rani
Asy Sya’rani berkata, “Apabila jalan kaum sufi dapat dicapai dengan pemahaman tanpa bimbingan seorang Syaikh, niscaya orang seperti al Ghazali dan Syaikh Izzuddin ibn Abdussalam tidak perlu berguru kepada seorang Syaikh. Sebelum memasuki dunia tasawuf, keduanya pernah mengatakan, “Setiap orang yang mengatakan bahwa ada jalan memperoleh ilmu selain apa yang ada pada kami, maka dia telah membuat kebohongan kepada Allah.” akan tetapi, setelah memasuki dunia tasawuf keduanya berkata, “Sungguh kami telah menyia-nyiakan umur kami dalam kesia-siaan dan hijab (tabir penghalang antara hamba dan Tuhan).” Akhirnya, keduanya mengakui jalan tasawuf dan bahkan memujinya.”. 

Semoga Allah menghendaki kita sekalian memperoleh seorang mursyid (kekasih Allah) yang wali amin...dan bagi para pencari kebahagian sejati ini bacalah "Ciri-Ciri Wali yang Mursyid" & “Adab-adab Seorang Murid” sebagai pedoman dalam mencapainya.
Diterbitkan di: Agustus 08, 2009   Diperbarui: Oktober 05, 2010

0 comments:

Post a Comment